Doa adalah ibadah, tanda bahwa kita mesti serius dalam berdoa dan banyak memohon kepada-Nya.
Riyadhus Sholihin karya Imam Nawawi, Kitab Ad-Da’awaaat (16. Kitab Kumpulan Doa), Bab 250. Keutamaan Doa
Hadits #1465
عَنِ النُّعْمَانَ بْنِ بَشِيْرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا عَنِ النِّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: الدُّعَاءُ هُوَ العِبَادَةُ رَوَاهُ أَبُوْ دَاوُدَ وَالتِّرْمِذِي وَقَالَ حَدِيْثٌ حَسَنٌ صَحِيْحٌ
Dari An-Nu’man bin Basyir radhiyallahu ‘anhuma, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Doa adalah ibadah.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi, Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih).
[HR. Abu Daud, no. 1479; Tirmidzi, no. 2969; Ibnu Majah, no. 3828; Bukhari dalam Al-Adab Al-Mufrad, no. 714. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih. Syaikh Salim bin ‘Ied Al-Hilali menyatakan bahwa hadits ini shahih].
Faedah Hadits
- Doa adalah intinya ibadah. Oleh karena itu doa itu mesti mukhlishan shawaban, yaitu harus ikhlas dan sesuai tuntunan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
- Sudah sepatutnya seseorang yang berdoa menampakkan bahwa ia butuh pada Allah dan menganggap dirinya lemah tanpa pertolongan Allah. Ia berdoa dengan yakin bahwa doa itu akan terkabul, entah akan dikabulkan sesuai yang diminta, atau ditunda sebagai tabungan di akhirat, atau akan dipalingkan dari suatu kejelekan.
Baca tentang perkataan Fudhail bin ‘Iyadh, bahwa ibadah itu harus ikhlashan wa shawaban:
Referensi:
Bahjah An-Nazhirin Syarh Riyadh Ash-Shalihin. Cetakan pertama, Tahun 1430 H. Syaikh Salim bin ‘Ied Al-Hilali. Penerbit Dar Ibnul Jauzi.
—
Selesai disusun di Dasinem Pogung Dalangan, Kamis Sore, 25 Jumadal Ula 1440 H (31 Januari 2019)
Oleh: Muhammad Abduh Tuasikal
Artikel Rumaysho.Com